anonyma

Dia Yang Tak Mau Disebut Namanya




Aku hanya ingin berucap padamu, tentang sejumput kata dalam pusara hatiku. suatu ketika di saat kamu datang, semua tampak berwarna dan bersinar(silau maaaaaaaaan). Aku tak tau siapa kamu, kamu hadir bagai hantu dan pergi pun bagai hantu. Waktu itu yang kutahu hanyalah ingin berjumpa lagi. Yang kutahu hanyalah ingin mengatakan sesuatu. Yang kutahu aku ingin kamu di sini. Berhadapan denganku dan kemudian aku ingin… kamu yang memulai bertanya padaku…”what’s up bebs?” hehehehe… mungkin aku bisa saja ungkapin sesuatu itu ma kamu dengan berani, ya dengan berani. Ternyata aku tak menyangka, aku cuma segini, berani di belakangmu saja. Sebenarnya… ini cuma masalah saat pertama… butuh keberanian yang sesungguhnya. Butuh nafas tambahan untuk memulai dengan satu kata atau mungkin lebih dari dua kata untuk melafazkan beberapa kata ajaib yang mematikan yang sulit terhempas dari bibirku. Ini serius bebs..
 Mari kita berimajinasi… saat itu kamu datang dari arah sana, dengan langkahmu yang anggun serta tatapan matamu yang sayu itu, mengundang misteri yang harus kupecahkan. Dari arah lain…muncul aktor utama. Tadaaaa… It’s me!!! sesosok pria tampan yang haus darah muncul dengan langkah yang mantap. Tiba-tiba sebuah keajaiban terjadi, kakiku rasanya tak bertenaga karena anemia, mata ini pun tak mau terkontrol. Ya… tepat di sana aku melihat… ada kamu, sedang berjalan ke arahku dengan sikapmu yang… entah mengapa pikiran dan khayalanku mendramatisir tingkahmu yang ga aneh saat itu. Dasar!!!
Lihatlah kebodohanku… aku pun memberikan senyuman terindahku sewaktu kamu melihatku dengan kikuk. Aku rasa waktu itu kamu pun terpana dengan senyumanku, tapi entah positip ato negatip, aku tak tahu. Dengan serampangan dan agak tak senonoh kupertunjukkan senyum lima ribuku. Tapi aneh, kamu tetap tak bergeming, tak ada respon seperti batu. Aku tak menyerah, bukuku berjatuhan dari genggamanku, bukan sengaja aku jatuhin, tapi jatuh begitu aja karena grogi ma kamu. oh oh oh… malunya aku… sampai pengen nangis en mampus di tempat aja.
Sesaat kuyakin kamu terbahak di ujung keterpurukanku. Kamu terpingkal-pingkal oleh kepolosanku. Well… dunia kadang tak mengerti aku. Aku berlalu sebagai pelawak dari hadapanmu, meninggalkan kesan mendalam di hatiku dan hatimu. yeah… kesan di hatimu tentang ketololanku barusan. Tertawalah… tertawalah … tapi izinkan aku di sudut sini, break dikit buat melapangkan jalan nafasku yang sesak ini. Pfiuhhh…
HAHAHAHAAHAHAHAHA…..
Ssssttt…kamu dengar suara itu? Ya… benar itu tawaku, unbelievable!!! Ternyata tawaku sejelek itu. Bukan apa-apa seh, aku hanya pengen mastiin aja apakah aku masih bisa tertawa, menertawai tingkah manusia tak sempurna seperti aku. Yeah perfect!!!
Sekarang kumohon sejenak kamu lupakan dulu tentang kelucuanku. Lihatlah disampingmu, bukankah itu lebih lucu? Ayo tertawalah … di belakangmu, di kiri dan kananmu. Ya… di mana-mana banyak kelucuan dan yang paling lucu adalah refleksi tingkah laku tolol yang bernama manusia ternyata sangat reflektif dengan system prematur yang pernah membesarkannya. Kamu percaya itu?
Percayalah… kali ini aku lagi ga berselera ngelawak, karena pada dasarnya sudah banyak pelawak. Lihatlah Negara kita di atas sana, mereka sedang memberikan pertunjukan ketoprak humor terhebohnya di hadapan kita. Ada seribu satu kelucuan yang mereka pertontonkan jika kusebutkan satu persatu, cerita ini ga bakal selesai-selesai.
Tapi aku tak akan setega itu. Aku pria tampan yang berperasaan. Terbuat dari mentega serta campuran baking powder, agar lebih renyah. Kriuk… kriuk… kayak mie sedap euy!!!. Suatu hari… di waktu yang tepat dalam suasana yang sempurna, akan kuceritakan segala kehancuran dunia kita tentang konspirasi musuh yang memerangi bayi-bayi muslim, sampai eksploitasi SDA kita yang gila-gilaan oleh segerombolan perampok terkutuk. Ini bukan dongeng apalagi lawakan, ini realita. Inilah janjiku untukmu… tapi jika saat itu tiba, pastikan kamu akhirnya tersentuh pada ketololanku yang mendatang ya…c u……

1 comments:

keren pacar-merah...ampe merinding :d

Posting Komentar