anonyma

Dia Yang Tak Mau Disebut Namanya



Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.

Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. “Kita harus lakukan sesuatu, ” ujar sang suami. “Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini.” Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek.

Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam.


Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. “Kamu sedang membuat apa?”. Anaknya menjawab, “Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan.” Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.

-anonim author-





Satu kisah cinta baru-baru ini keluar dari China dan langsung menyentuh seisi dunia.
Kisah ini adalah kisah seorang laki-laki dan seorang wanita yang lebih tua, yang melarikan diri untuk hidup bersama dan saling mengasihi dalam kedamaian selama setengah abad.

ad27i1
Laki-laki China berusia 70 tahun yang telah memahat 6000 anak tangga dengan tangannya (hand carved) untuk isterinya yang berusia 80 tahun itu meninggal dunia di dalam goa yang selama 50 tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya.
50 tahun yang lalu, Liu Guojiang, pemuda 19 tahun, jatuh cinta pada seorang janda 29 tahun bernama Xu Chaoqin ….



1231t2p

Seperti pada kisah Romeo dan Juliet karangan Shakespeare, teman-teman dan kerabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia di antara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah punya beberapa anak….
npoo44


Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua…..Untuk menghindari gossip murahaan dan celaan dari lingkungannya, pasangan ini memutuskan untuk melarikan diri dan tinggal di sebuah goa di Desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing.2r20zdu


Pada mulanya kehidupan mereka sangat menyedihkan karena tidak punya apa-apa, tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu. Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka.


2r7693c


Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu dan is berulang-kali bertanya,”Apakah kau menyesal?” Liu selalu menjawab, “Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik”.
Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu, Liu mulai memahat anak-anak tangga agar isterimya dapat turun gunung dengan mudah. Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun.

Setengah abad kemudian, di tahun 2001, sekelompok pengembara (adventurers) melakukan explorasi ke hutan itu. Mereka terheran-heran menemukan pasangan usia lanjut itu dan juga 6000 anak tangga yang telah dibuat Liu.
Liu Ming Sheng, satu dari 7 orang anak mereka mengatakan, “Orang tuaku sangat saling mengasihi, mereka hidup menyendiri selama lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah sehari pun. Selama itu ayah telah memahat 6000 anak tangga itu untuk menyukakan hati ibuku, walau pun ia tidak terlalu sering turun gunung.

118pqua


Pada tahun 2006 kisah ini menjadi salah satu dari 10 kisah cinta yang terkenal di China, yang dikumpulkan oleh majalah Chinese Women Weekly.
Pemerintah telah memutuskan untuk melestarikan “anak tangga cinta” itu, dan tempat kediaman mereka telah dijadikan musium agar kisah cinta ini dapat hidup terus.


sumber : kaskus.com



Aku ingin bicara tentang cinta. Cinta yang telah menjelma menjadi benci. Benci yang menjelma dari kesadaran. Kesadaran yang menjelma dari proses berpikir. Mencintai tidaklah salah. Mencintai akan salah jika dimotivasi oleh alasan yang profan. Harus ada standar yang baku dalam mencintai. Jika tak baku, cinta akan menjadi perbudakan. cinta akan tumbuh jika ingin ditumbuhkan, begitupula sebaliknya. Cinta yang benar ada pada kesadaran. Cinta seperti ini akan muncul dari kekuatan pemikiran. Kekuatan pemikiran akan mengatur kekuatan perasaan. Namun kekuatan pemikiran akan menghancurkan jika tidak bersandar pada kekuatan wahyu. Tanpa ini, cinta menjelma dalam nafsu. Segalanya akan diukur berdasarkan perasaan. Ketika perasaan mengambil alih, maka 


Kawan, aku mencintaimu
Karena kamu tahu kebodohan, kenakalan, dan ketidakwarasanku
Kawan, aku mencintaimu
Karena kamu tahu aib-aibku, dan kebohongan-kebohonganku


Kawan, aku lebih mencintaimu
Jika saja kamu bersedia
Untuk menamparku, menghujamku ataupun menjitakku
Dengan kekuatan mantramu
Sekedar untuk menyadarkanku
Bahwa aku hanya seorang pecundang


Kawan, aku lebih mencintaimu
Jika saja kamu bersedia
Untuk mengatakan sesuatu yang perlu untuk kau katakan
Tanpa perlu sungkan padaku
Karena aku cantik, karena aku jenius, karena aku galak
Dan karena- karena yang lain yang tak perlu itu


Kawan, hari ini
Disaksikan oleh birunya langit, merahnya mentari,
Gelapnya malam dan dinginnya angin
Kukatakan padamu
Bahwa aku ingin menjadikanmu
Sebagai cermin ajaib yang mampu
Merefleksikan segala kekurangan yang ada padaku
Pada setiap sentinya
Pada setiap tabirnya


Karena dengan begitu
Aku memahaminya bahwa
Kamu benar-benar sayang dan cinta padaku






I went to the woods 
because I wanted to live deliberately. 
I wanted to live deep and suck out all 
the marrow of life.
 
To put to rout all that was not life,
and not, when I had come to die,
discover that I had not lived.
(Dead Poet’Society)


Narsis… aku teringat akan mitos narsism yang pernah kubaca dari sebuah literatur sastra. Sosok Narsis digambarkan sebagai seorang pemuda yang memiliki wajah yang rupawan. Narsis sangat memuja dirinya -dia kerap berlama-lama di tepi danau sambil memandang wajahnya -sampai akhirnya dia mati karena terjatuh di danau itu. Dewi-dewi hutan selalu mencari Narsis, mereka penasaran melihat Narsis yang rupawan. Namun dewi-dewi hutan tak jua menemukan Narsis, mereka lalu menemukan danau dan bertanya pada danau. Di manakah Narsis, danau? Apakah kau melihatnya? tanya dewi-dewi hutan kepadanya. Namun danau hanya menjawab bahwa Narsis telah mati, dan danau pun menangisi kematian Narsis. Dewi-dewi hutan pun heran dan bertanya mengapa danau menangisi Narsis yang rupawan. Sambil menangis, danau balik bertanya pada dewi-dewi hutan, apakah Narsis itu benar-benar rupawan? Dewi-dewi hutan heran dan berkata bahwa bukankah danau lebih mengetahui itu karena tiap hari Narsis selalu memandang wajahnya di tepi danau. Danau pun berkata bahwa dia sedih karena ketika danau memandang mata Narsis yang sedang memandang wajahnya di danau, danau hanya melihat keindahannya sendiri di mata Narsis.
Kisah romantis di atas memberi pesan bahwa kenarsisan selalu bersinonim dengan kesempurnaan. Namun tiada yang sempurna dalam konteks manusia. Narsis adalah salah satu dari sekian banyak karakter manusia yang rumit untuk dipahami. Sebuah potret kelemahan manusia, bukan lagi kesempurnaan itu sendiri. Karakter manusia selalu tergantung dan dibentuk oleh lingkungan yang melingkupinya. Tentunya, sangat penting untuk menciptakan sebuah lingkungan dan atmosfir yang ideal dalam membentuk karakter manusia yang ideal.
Terlepas dari perfeksionitas yang sifatnya utopi bagi manusia. Tentu saja, habitat-lah yang paling berperan dalam membentuk mereka. Habitat manusia akan berbeda dengan habitat hewan ketika ada tatanan ideal yang mengatur manusia. Apa bedanya manusia dengan hewan jika tak memiliki aturan? Toh juga sama-sama terdiri dari kesatuan tulang dan daging yang akan musnah dimakan oleh ulat-ulat dan belatung. Manusia harus memiliki aturan main dalam habitatnya. Itulah yang akan mempertahankan dan menjaga sisi kemanusiaan mereka. Sebaliknya, habitat hewan diatur oleh aturan hewan yang selalu disebut dengan hukum rimba. Dimana segala hewan akan tunduk pada penguasa rimba yang tentunya paling kuat dan paling ditakuti di antara hewan lainnya. Namun apa yang terjadi ketika manusia tunduk pada sesama manusia lainnya? Maka, itu dinamakan perbudakan. Perbudakan ini tentu saja sangat kontras dengan aturan manusia yang ideal yang mampu memanusiakan manusia, bukan sebaliknya. Dalam konteks ini, adalah ketidakwarasan ketika manusia satu tunduk kepada manusia lainnya karena didorong oleh motivasi-motivasi profan. Tidak ada justifikasi baku untuk melegalkan hal ini. No compromise. Dan hidup akan terus berjalan dengan kaidah itu, kapanpun dan di manapun walau tanpa manusia sekalipun!
Kenarsisan pada manusia sangatlah manusiawi. Dimana jenis manusia ini menganggap bahwa mereka pantas mendapatkan yang terbaik dalam segala hal. Namun, tentunya harus ada standar yang ideal dalam konteks ini. Kenarsisan hanya akan melemahkan sisi kemanusiaan jika kenarsisan bersandar pada ke-tidak-idealan standar. Adanya kontra antara kenarsisan dan ke-tidak-idealan standar akan berakibat pada rusaknya sisi kemanusiaan manusia. Setiap manusia akan menuhankan egonya dan menjadi tiran bagi yang lain.
Untuk mengarahkan kenarsisan ke sebuah koridor standar yang benar, maka mau tak mau, suka tak suka, siapapun harus mengadopsi sebuah tatanan yang ideal. Mengapa harus ideal? Karena manusia tidaklah perfect, mereka bukan malaikat, namun mereka juga bukan hewan. Manusia hanyalah makhluk berakal yang sarat alpa dan dosa. Aku manusia, kamu manusia dan dia pun manusia, punya akal dan perasaan. Bisa sederajat dengan para malaikat, sebaliknya, bisa lebih rendah dari hewan. Maka, sangatlah manusiawi jika spesies yang bernama manusia harus diatur oleh sebuah tatanan yang mampu meninggikan martabat mereka tanpa ketundukan pada mahkluk lainnya. Yang mampu mengangkat mereka dari derajat hewan yang berakal menjadi derajat manusia yang mulia. Aturan yang ideal-lah yang akan menyempurnakan sisi kemanusiaan mereka. Aturan yang ideal adalah pendidik, penyembuh, penjaga dan pengontrol bagi manusia. Ketika aturan yang dipakai tidak ideal lagi maka kerusakan dan kenistaanlah yang didapatkan.  Bim sala bim, hukum rimba yang berlaku. Tercipta kekerasan tirani pada kaum tertindas. Segalanya diukur berdasarkan siapa kamu dan siapa aku. Asas manfaat menjadi orientasi, dan materi seketika menjadi dewa dan candu.
Ketika situasi ini memburuk, manusia melupakan sisi kemanusiaannya. Mereka membabi buta, meratakan apa saja untuk mencapai kesenangan profan yang tidak abadi tanpa ketundukan pada aturan ideal lagi. Mereka tidak berbeda lagi dengan spesies terendah di muka bumi yang bernama binatang. Bahkan mereka bisa jauh lebih buruk dari itu. Mereka kehilangan orientasi sejati dalam hidupnya. Perbudakan menjadi the way of life nya. Inkonsistensi ini merefleksikan betapa lemahnya manusia tanpa aturan ideal. Betapa rendah dan buruknya manusia tanpa aturan ideal. Untuk itu, menghadirkan sebuah aturan ideal adalah sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi. Sifatnya yang krusial menuntut kita semua untuk bertanggung jawab pada kembalinya aturan ideal ini di muka bumi.
Kita tidak perlu lagi menjura-jura pada tirani untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, namun semu. Berkompromi dengan kekuasaan tirani yang menjilat kita demi mempertahankan aturan mereka yang bobrok, hanyalah menguatkan dialektika tirani lebih lama lagi. Kita tidak muluk-muluk, kita hanya menginginkan sebuah kondisi dimana kita sendiri yang mengadakannya dengan kekuatan keyakinan yang kita punya. Kesadaran kita harus mengambil alih segalanya. Dan itu yang kumaksud dengan kebebasan. Kebebasan yang akan kembali memanusiakan kita tanpa adanya tekanan dari manapun. Kita tidak dapat menolong diri kita dari kondisi menekan ini, jika kita tidak memahami gagasan kebebasan ini. Omong kosong. Masing-masing diri kita harus menjadi pembebas dengan segenap kesadaran yang kita miliki.
Kebebasan adalah sesuatu yang sakral dalam setiap jiwa. Namun dalam hal ini, kebebasan yang aku maksud telah terjadi distorsi makna akan essensi kebebasan. Kebebasan adalah bebas dari belenggu aturan baku yang menindas kemanusiaan kita saat ini. Kebebasan adalah bebas dari kelaziman yang mencekik kemanusiaan kita hari ini. Kebebasan ketika melakukan sesuatu yang kita yakini mampu membahagiakan orang lain. Kebebasan yang dirasakan saat melihat orang lain bahagia. Kebebasan muncul dari kesadaran pemikiran. Kebebasan akan menjelma dalam tindakan. Tentu saja, standar kebebasanku dan kebebasanmu akan sangat subjektif, tergantung siapa aku (muslim) dan siapa kamu.
Saat ini, orang-orang membohongi hati nuraninya. Mereka pongah terhadap kebenaran. Mereka bahkan takut menghadapinya. Kebenaran yang akan terkuak dan memporak-porandakan impian mereka. Life in the comfort zone menjadikan mereka cengeng untuk melawan arus. Mereka takut kehilangan kenyamanan semu yang telah mereka miliki, mereka takut terasing dan dimiskinkan. Dan kita akan membuat mereka ternganga. Menguak segala kejahatan tatanan kapitalism, sampai mereka mengerti bahwa kapitalism hanyalah sampah. Bukan waktunya bagi kita untuk bermanja-manja dengan kondisi kenyamanan palsu saat ini. Dalam hal ini, gerakan revolusi adalah hal yang pasti, bukan reformasi yang cuma basa-basi. Kita harus bergerak dalam berbagai versi. Provokator, terroris, hacker dalam makna sinis ataupun versi victim harus digunakan untuk memaksimalkan kesadaran dan kinerja kita. Kita bebas berkreasi menyampaikan aspirasi dan inspirasi kita. Kita bebas berbicara sesuai dengan versi dan peran kita masing-masing dalam frame ideal kita. Harus ada konsistensi pada visi, misi dan orientasi kita. Harus ada unity pemahaman, pemikiran, perasaan dan gerakan dalam sebuah aturan partai yang mengikat dengan kesadaran penuh kita. Semua hal itu adalah amunisi kita untuk maju dan bertindak. This is the true path to rebels…
Saat ini, setiap orang adiktif pada kapitalism. Kapitalism adalah candu, marijuana, demerol. Semua over dosis dan sekarat karenanya, namun kita yang akan menjadi penyembuhnya. Bahkan mereka tak mampu hidup tanpa kapitalisme dan kita akan menciptakan hidup tanpanya.
Mereka pikir mereka berada di suatu negeri yang menakjubkan dan bebas untuk berbicara. Mereka telah membiarkan para pemimpin paradoks menyetir mereka. Segera setelah mereka mulai sadar atas semua itu, kita benar-benar bisa melakukan sesuatu. Kita harus memulai semua ini dari tempat diri kita ditekan. Hal ini bukan untuk membuat banyak orang menjadi nyaman. Bukan untuk membuat mereka merasa lebih baik namun untuk membuat mereka merasa lebih buruk.
Kami ucapkan terima kasih pada kenaikan harga BBM, TDL, pada privatisasi dll. Kami ucapkan terima kasih pada kedzaliman-kedzaliman tirani hari ini dan esok. Namun, tentu saja semua itu akan berguna bagi kita. Semua itu adalah mantra-mantra kita untuk membuat mereka semua sadar dan membangun visi kebebasan versi kita. Semua itu akan memudahkan kita untuk menghadirkan sebuah kontra-revolusi yang massif.
Mau tak mau, suka tak suka, perlawanan adalah sebuah kewarasan kita hari ini. Tentunya, saat ini kita harus mulai dengan memilih. Memilih untuk sekedar hidup atau memilih untuk benar-benar hidup. Hidup memang tidak abadi dan kita akan mati. Namun karena hidup hanya sekali maka kita pantas mendapatkan yang terbaik. Maka, memilih untuk melawan adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan hidup yang benar-benar hidup. Dalam konteks cerdas, kita melawan dengan pemikiran, bukan kekerasan. Pastikan pilihan kita hanyalah dua, hidup mulia atau kepala terbelah menjadi dua.








Balik dari kampus pas diangkot saya mikir males pulang ke rumah jam segini, waktu itu jarum jam membidik ke angka 4 pm. Terlalu pagi buat saya mah jam segitu buat balik. setelah singgah sebentar ngambil hardisk external di rumah teman sy lanjut ke sebuah swalayan, namanya Mega Matahari, swalayan ini lumayan banyak penggemarnya, favorit saya juga sebenarnya  coz harganya lumayan murah dibanding swalayan lain, setelah berputar-putar lumayan lama(biasalah namanya juga cewekJ) akhirnya saya memutuskan mengambil Milo dan Crispy dan langsung ke kasir, karena bertepatan dengan tanggal muda terpaksa harus ngantri padahal kasirnya ada 4 tapi ya itu tetap saja kudu ngantri, saya jadi ingat sebuah iklan mengada-ngada di TV yang kira2 berbunyi, Anda menunggu tanggal gajian untuk belanja? Pengeluaran selalu lebih besar dari pemasukan? Blablablablabla yang intinya dia menawarkan solusi supaya bisa “kaya” setiap saat ga hanya tanggal muda saja, hihihiihih…lucu juga tapi memang seperti itu fenomenanya buat orang-orang yang selalu nunggu tanggal gajian, tapi saya pikir mereka masih relieflah dibanding orang lain yang tidak memiliki sesuatu yang harus ditunggu tiap bulannya, klo pekerja mungkin bisa sedikit merasakan “kekayaan” pas tanggal muda meski setelah itu kudu pontang-panting nyari pinjaman pas tanggal renta, tapi yang kerjanya serabutan, makan sehari tiga kali saja untung2an.

Saya jadi ingat kata-kata mama ketika saya masih kecil, beliau pernah bilang jangan selalu melihat ke atas tapi lihatlah ke bawah. Saat ini saya amat sangat mengerti dan berterimakasih dengan kata-kata itu, ketika kita melihat ke atas selalu berhubungan dengan keinginan, ingin punya ini dan ingin punya itu dan namanya keinginan tidak ada pernah ada kata puas padahal yang namanya manusia kebutuhannya terbatas, meski memiliki sepatu selemari tapi tetap saja ketika mengenakannya hanya sepasang. Ga ada tuh yang make sepatu sekaligus 10 pasang, kita kan bukan gurita apalagi kaki seribuJ rasa kurang dan tidak puas selalu ada manakala kita hanya melihat ke atas. Tapi ketika melihat ke bawah akan maka yakinlah kita pasti akan sangat merasa beruntung, merasa lebih dan merasa kaya. Coba bagi kamu2 yang wajahnya biasa2 saja menurut standar industri eksploitasi daging mentah melihat ke Luna Maya atawa Sandra Dewi pasti merasa inferior tapi coba ke kamu jalan2 ke SLB ke kelas anak2 tuna daksa, hehehehse…sadis amat yak perbandingannya Dengan wajah kamu yang biasa2 saja itu kamu akan merasa sangat beruntung.

Jika dikatakan bahwa di dunia ini ada 8 keajaiban dunia maka menurut saya tidak tepat, di dunia ini ada jutaan keajaiban, ketika melihat ke dalam diri sendiri maka akan kita temukan ribuan keajaiban. Rasakan bagaimana jantung ini berdetak memompa darah tanpa kita sadari yang jika rutenya di kalkulasikan akan menempuh jarak puluhan ribu km, kita memiliki mata yang sangat jernih melebihi kamera teknologi tinggi manapun yang diteduhi oleh bulu mata dan alis yang membantu penglihatan dengan akomodasi yang sesuai. Kita memiliki pendengaran yang diatur sedemikian rupa pada 20 Hz hingga 20000 Hz. Apakah kita mau semuanya itu dibeli dengan harga tinggi misalkan 1 trilyun, klo saya sendiri tidak mau, apa enaknya pake organ imitasi, yah meski saya belum pernah mencobanya, semoga tidakJ

Klo kita mau sedikit aja mikir bentuk fisik yang kita miliki adalah ciptaan Tuhan kita ga punya andil di situ, ga bakalan dimintai pertanggungjawaban. Yang justru akan dihisab adalah apakah dengan semua kemurahan hati Allah yang diberikan pada kita telah kita gunakan di jalanNya ato tidak, that’s it, itu klo mau mikir hanya saja lebih banyak yang ga mau mikir lebih nurut sama perasaannya, terlebih lagi dapat dukungan dari iklan, pake krim pemutih ini bakal putih dalam 2 minggu, lah gmn ga putih model yang dipake dah putih memang coba ambil orang papua ato afrika sekalian trus buktiin klo mang bisa memutihkan, semua orang nyadar akan hal ini tapi masalahnya selama 24 jam kita diserang dari semua sisi dengan iklan2 mengada2 ini bikin putihlah, bikin montoklah, bikin langsinglah, awet mudalah dan iklan ini masuk dalam alam bawah sadari kita. Akibatnya orang lebih senang menilai orang lain dari property yang dia miliki, dia ga dinilai lagi sebagaimana seharusnya dia sebagai seorang manusia, manusia tidak lagi dinilai apa adanya tapi ada apanya.

Oh iya kembali ke swalayan tadi, saya masih tetap antri, rame amat siy soalnya, saya H2C juga neh klo mo ke kasir, apa sebab?? Sebabnya adalah nona2 kasir yang baik dan tidak sombong itu suka ngasih permen sebagai ganti koin seratusan dan saya paling mangkel klo dikasi permen, entah ini sebuah kebijakan dari sang pemilik swalayan ato inisiatif si nona kasir tapi ini dah common loh hampir di setiap swalayan, bukannya saya ga suka permen tapi saya lebih memilih koin coz klo dikumpul2 bisa buat ongkos angkot, lah klo permen? Ga mungkin kan bayar angkot pake permen, ato jgn2 kedepannya para sopir angkot niru nona2 kasir, waaa jangan sampe dehh. Pas giliran ibu di depan sy mo dikasih uang kembalian, klo ga salah Rp.3250 beliau hanya dikasi Rp.3000, sisanya yang Rp.250 bener dugaan saya diganti ma Relaxa. Sial! Batin saya dalam hati, saya bakal dikasih permen juga neh keknya, tapi permennya dah abis tuh, aseekkk ga jadi dapat permen, tapi sebentar, wait….. si nona kasir nunduk ke bawah tempat duduknya, mo ngapaian??? Olala…ternyata doi ngambil sebungkus besar relaxa trus dengan entengnya ngasih ke saya sebagai konversi dari koin seratusan.”Mba, ko bisa siy saya dikasi kembalian permen!!!”bentak saya.”Apa mba mau klo tar saya juga bayar pake permen!!!”, “Enak aja mba ini!!! Ini pelecehan terhadap hak asasi pelanggan, apa mba mau saya tuntut!!!” sembur sy berapi-api kek orasi pendukung pasangan yang kalah dalam pilkada. Wah...wahh berani amat ya saya..


Tapi sodara2 kecaman sy ini hanya berani dalam angan,hehe...Pfiuhhh…saya terima juga permen itu penuh dongkol, Arrrghhh!!! Apa si pemilik swalayan mau ketika saya datang belanja ga pake duit bayarnya pake permen aja, harusnya mau yah, mereka aja ngasih kembalian pake permen, hmmm….kapan-kapan saya coba deh….




Aku hanya ingin berucap padamu, tentang sejumput kata dalam pusara hatiku. suatu ketika di saat kamu datang, semua tampak berwarna dan bersinar(silau maaaaaaaaan). Aku tak tau siapa kamu, kamu hadir bagai hantu dan pergi pun bagai hantu. Waktu itu yang kutahu hanyalah ingin berjumpa lagi. Yang kutahu hanyalah ingin mengatakan sesuatu. Yang kutahu aku ingin kamu di sini. Berhadapan denganku dan kemudian aku ingin… kamu yang memulai bertanya padaku…”what’s up bebs?” hehehehe… mungkin aku bisa saja ungkapin sesuatu itu ma kamu dengan berani, ya dengan berani. Ternyata aku tak menyangka, aku cuma segini, berani di belakangmu saja. Sebenarnya… ini cuma masalah saat pertama… butuh keberanian yang sesungguhnya. Butuh nafas tambahan untuk memulai dengan satu kata atau mungkin lebih dari dua kata untuk melafazkan beberapa kata ajaib yang mematikan yang sulit terhempas dari bibirku. Ini serius bebs..
 Mari kita berimajinasi… saat itu kamu datang dari arah sana, dengan langkahmu yang anggun serta tatapan matamu yang sayu itu, mengundang misteri yang harus kupecahkan. Dari arah lain…muncul aktor utama. Tadaaaa… It’s me!!! sesosok pria tampan yang haus darah muncul dengan langkah yang mantap. Tiba-tiba sebuah keajaiban terjadi, kakiku rasanya tak bertenaga karena anemia, mata ini pun tak mau terkontrol. Ya… tepat di sana aku melihat… ada kamu, sedang berjalan ke arahku dengan sikapmu yang… entah mengapa pikiran dan khayalanku mendramatisir tingkahmu yang ga aneh saat itu. Dasar!!!
Lihatlah kebodohanku… aku pun memberikan senyuman terindahku sewaktu kamu melihatku dengan kikuk. Aku rasa waktu itu kamu pun terpana dengan senyumanku, tapi entah positip ato negatip, aku tak tahu. Dengan serampangan dan agak tak senonoh kupertunjukkan senyum lima ribuku. Tapi aneh, kamu tetap tak bergeming, tak ada respon seperti batu. Aku tak menyerah, bukuku berjatuhan dari genggamanku, bukan sengaja aku jatuhin, tapi jatuh begitu aja karena grogi ma kamu. oh oh oh… malunya aku… sampai pengen nangis en mampus di tempat aja.
Sesaat kuyakin kamu terbahak di ujung keterpurukanku. Kamu terpingkal-pingkal oleh kepolosanku. Well… dunia kadang tak mengerti aku. Aku berlalu sebagai pelawak dari hadapanmu, meninggalkan kesan mendalam di hatiku dan hatimu. yeah… kesan di hatimu tentang ketololanku barusan. Tertawalah… tertawalah … tapi izinkan aku di sudut sini, break dikit buat melapangkan jalan nafasku yang sesak ini. Pfiuhhh…
HAHAHAHAAHAHAHAHA…..
Ssssttt…kamu dengar suara itu? Ya… benar itu tawaku, unbelievable!!! Ternyata tawaku sejelek itu. Bukan apa-apa seh, aku hanya pengen mastiin aja apakah aku masih bisa tertawa, menertawai tingkah manusia tak sempurna seperti aku. Yeah perfect!!!
Sekarang kumohon sejenak kamu lupakan dulu tentang kelucuanku. Lihatlah disampingmu, bukankah itu lebih lucu? Ayo tertawalah … di belakangmu, di kiri dan kananmu. Ya… di mana-mana banyak kelucuan dan yang paling lucu adalah refleksi tingkah laku tolol yang bernama manusia ternyata sangat reflektif dengan system prematur yang pernah membesarkannya. Kamu percaya itu?
Percayalah… kali ini aku lagi ga berselera ngelawak, karena pada dasarnya sudah banyak pelawak. Lihatlah Negara kita di atas sana, mereka sedang memberikan pertunjukan ketoprak humor terhebohnya di hadapan kita. Ada seribu satu kelucuan yang mereka pertontonkan jika kusebutkan satu persatu, cerita ini ga bakal selesai-selesai.
Tapi aku tak akan setega itu. Aku pria tampan yang berperasaan. Terbuat dari mentega serta campuran baking powder, agar lebih renyah. Kriuk… kriuk… kayak mie sedap euy!!!. Suatu hari… di waktu yang tepat dalam suasana yang sempurna, akan kuceritakan segala kehancuran dunia kita tentang konspirasi musuh yang memerangi bayi-bayi muslim, sampai eksploitasi SDA kita yang gila-gilaan oleh segerombolan perampok terkutuk. Ini bukan dongeng apalagi lawakan, ini realita. Inilah janjiku untukmu… tapi jika saat itu tiba, pastikan kamu akhirnya tersentuh pada ketololanku yang mendatang ya…c u……