anonyma

Dia Yang Tak Mau Disebut Namanya



Aku ingin bicara tentang cinta. Cinta yang telah menjelma menjadi benci. Benci yang menjelma dari kesadaran. Kesadaran yang menjelma dari proses berpikir. Mencintai tidaklah salah. Mencintai akan salah jika dimotivasi oleh alasan yang profan. Harus ada standar yang baku dalam mencintai. Jika tak baku, cinta akan menjadi perbudakan. cinta akan tumbuh jika ingin ditumbuhkan, begitupula sebaliknya. Cinta yang benar ada pada kesadaran. Cinta seperti ini akan muncul dari kekuatan pemikiran. Kekuatan pemikiran akan mengatur kekuatan perasaan. Namun kekuatan pemikiran akan menghancurkan jika tidak bersandar pada kekuatan wahyu. Tanpa ini, cinta menjelma dalam nafsu. Segalanya akan diukur berdasarkan perasaan. Ketika perasaan mengambil alih, maka 


Kawan, aku mencintaimu
Karena kamu tahu kebodohan, kenakalan, dan ketidakwarasanku
Kawan, aku mencintaimu
Karena kamu tahu aib-aibku, dan kebohongan-kebohonganku


Kawan, aku lebih mencintaimu
Jika saja kamu bersedia
Untuk menamparku, menghujamku ataupun menjitakku
Dengan kekuatan mantramu
Sekedar untuk menyadarkanku
Bahwa aku hanya seorang pecundang


Kawan, aku lebih mencintaimu
Jika saja kamu bersedia
Untuk mengatakan sesuatu yang perlu untuk kau katakan
Tanpa perlu sungkan padaku
Karena aku cantik, karena aku jenius, karena aku galak
Dan karena- karena yang lain yang tak perlu itu


Kawan, hari ini
Disaksikan oleh birunya langit, merahnya mentari,
Gelapnya malam dan dinginnya angin
Kukatakan padamu
Bahwa aku ingin menjadikanmu
Sebagai cermin ajaib yang mampu
Merefleksikan segala kekurangan yang ada padaku
Pada setiap sentinya
Pada setiap tabirnya


Karena dengan begitu
Aku memahaminya bahwa
Kamu benar-benar sayang dan cinta padaku




6 comments:

kerenlah...!

Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

ehem...!

lover concerto, right?!

ohhhhh...cintaaaa.....
cintaaaaa bikin apaa yah........?hehehe

Ya kek hujan bisabikin seger bisa bikin banjir..hiiiiiii

Posting Komentar